Thursday, March 19, 2009

Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Dikoreksi Lagi

Para pengambil kebijakan anggaran baik di ekskutif maupun di legislatif, perlu mencermati kondisi perekonomian global terkini. Baru-baru ini IMF mengeluarkan asumsi pertumbuhan ekonomi 2009 yang menyatakan bahwa perekonomian dunia telah memasuki zona negatif hingga minus 1,5%.

Selengkapnya sebagaimana di beritakan Harian Republika 18 Maret 2009 sebagai berikut

Pemerintah memastikan akan kembali mengoreksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sehubungan dengan makin lesunya perekonomian dunia. Asumsi pertumbuhan ekonomi 4,5 persen yang telah disepakati DPR dan pemerintah, bakal dikoreksi ke bawah dalam perubahan APBN 2009 yang rencananya dibahas pertengahan tahun.

''Ekspor akan terkoreksi. Pasti ada koreksi asumsi. Nanti kita lihat di APBN Perubahan,'' kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Anggito Abimanyu, di Jakarta, Senin (16/3) malam.

Kembali dikoreksinya pertumbuhan ekonomi ini sebagai imbas dari perubahan proyeksi ekonomi dunia oleh Dana Moneter Internasional (IMF). IMF menyatakan, perekonomian dunia telah memasuki zona negatif hingga minus 1,5 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyatakan, jika volume dan nilai perdagangan menurun, otomatis berimbas pada asumsi pertumbuhan ekonomi. ''Kalau turun dari lima persen atau 4,5 persen asumsi kita, kemungkinan saat ini downside risk jadi makin nyata dengan adanya update ini. Artinya, yang berasal dari faktor eksternal,'' paparnya.

Dengan kondisi ini, Menkeu tak menampik kemungkinan bakal adanya stimulus jilid kedua. Jumlahnya pun bisa jadi lebih besar.

Staf Khusus Menkeu, Chatib Basri, menilai, stimulus tak perlu ditambah jika target pertumbuhan ekonomi 4,5 persen tercapai. Negara yang bermasalah, menurutnya, bila pertumbuhan ekonominya minus lima persen.

Bagi negara yang dalam kondisi ini, stimulus fiskalnya harus di atas dua persen terhadap produk domestik bruto (PDB). ''Stimulus fiskal 1,4 persen dari PDB, growth-nya 4,5 persen. Kalau tidak, stimulus harus naik.''

Ekonom Bank Mandiri, Martin Panggabean, tak terlalu mengkhawatirkan perekonomian 2009. Sebab, berbagai pendukung pertumbuhan ekonomi 2009, seperti daya beli dan harga komoditas masih relatif baik ketimbang yang diproyeksikan pada 2010. Perekonomian nasional juga terbantu oleh belanja pemerintah dan masyarakat untuk pemilihan umum.

Tapi, pada tahun depan pertumbuhan ekonomi lebih lambat dibandingkan 2009. Dia memperkirakan, ekonomi hanya tumbuh sekitar dua persen.

Dampaknya tak hanya berpengaruh terhadap inflasi dan suku bunga, tapi pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. ''Bisa jutaan orang yang terkena PHK,'' katanya, kemarin.

Apalagi, resesi ekonomi AS diperkirakan makin dalam, dengan perekonomian tumbuh minus lima sampai minus tujuh persen.

ditulis kembali:
by: fb-wawan or: up-wawan

No comments: