Friday, November 20, 2009

Nenek Minah dan 3 Butir Kakao

Sebenarnya dari kemarin saya terhenyak, dengan berita di adilinya seorang Nenek Minah karena mencuri 3 butir kakao yang menurut pengakuannya sudah dikembalikan ke satpam seraya mengucapkan maaf yang memergokinya.

Hari ini saya ikuti lagi beritanya, di koran nasional ada yang menaruhnya di headline. Ada apa dengan negeri ini, ketika seorang nenek yang dengan sukarela mengakui dirinya mencuri 3 butir kakao dan memohon maaf, kemudian bolak-balik ke Pengadilan Negeri Purwokerta yang jauhnya ± 40 km dari kediamannya.

Majelis hakim untungnya bijak, dengan memberi hukuman yang ringan dan kalau tidak keliru menjadi bebas karena telah dipotong masa tahanan. Menurut Majelis Hakim, selayaknya kasus ini tidak harus ke Pengadilan, mengingat nilai kerugian yang tidak signifikan sehingga dapat diselesaikan melalui kekeluargaan saja, namun karena berkas sudah dilimpahkan ke Pengadilan mau tidak mau harus diproses, begitupun dengan alasan Jaksa Penuntut Umum karena berkas dianggap lengkap sehingga harus dilimpahkan ke Pengadilan...kemudian sebenarnya dimana sebenarnya hulu keadilan?...Haruskah setiap kesalahan - kekeliruan berujung atau dipaksakan di meja hijau?

Sudahkah kita tergerus hati nurani kita sebagai bangsa...sehingga harus menggiring seorang nenek karena kekeliruannya...bolak-balik ke pengadilan ?

Seingat saya...ada sebuah cerita, mungkin dongeng yang kerap diceritakan mirip dengan ini. Ketika suatu ketika ada seorang pemuda yang karena kelaparan memakan sebuah apel yang ditemuinya tanpa sengaja di sebuah aliran sungai. Sang pemuda selanjutnya mencari empu pemilik buah apel yang ternyata seorang kaya raya. Si empunya terkejut karena ada anak muda yang sudi menemuinya susah payah menelusuri aliran sungai hingga ke hulu hanya untuk memohon maaf. Karena tergugah dengan kejujurannya akhirnya malah dijodohkan dengan anaknya, dengan mengujinya terlebih dahulu dengan kata-kata maukah menikahi anaknya yang tuli, bisu, dan lumpuh namun ternyata cantik dan sempurna luar biasa.

Dengan cerita ini, maka penyelesaian sebuah kekeliruan - kesalahan yang diakui diselesaikan dengan sangat bijak dan memposisikan kejujuran pada tingkat yang tinggi.


salam sukses

wansset71

No comments: